Monday, May 11, 2015

Kisah Tentang Kebun

Mengapa Tidak Kamu Katakan, “Mäsyäa Allah, lä quwwata illä billah”

Alkisah, ada dua orang yg masing-masing memiliki kebun.
Orang pertama, memiliki kebun anggur & kebun kurma.
Diantara kedua kebunnya itu dialiri sungai. Dia juga memiliki kekayaan yg besar.
Dia berkata kepada temannya (yg kebunnya sedikit)
“Hartaku lebih banyak & pengikutku lebih banyak”
Lantas temannya itu diajak masuk ke dalam kebunnya, lalu dia berkata dengan sombong,
“Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya”

| Karena kesombongannya itu, akhirnya sang teman menasihati,
“kenapa ketika melihat kebunmu yang luar biasa itu, tidak kamu katakan saja 
‘Sungguh, atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dari pertolongan Allah’”



| Sang teman pun berujar, “Semoga Rabb-ku memberikan kepadaku kebun yg lebih baik & semoga dia membinasakan kebunmu”

Akhirnya dibinasakan kebun dan harta orang yg sombong itu.
| Hanya penyesalan yg tersisa, “Seharusnya dahulu aku tidak menyekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun”

Sumber: (QS. al-Kahfi [18]: 32-45)

| Begitulah, kadang kita terlupa bahwa harta yg kita miliki adalah pemberian Allah. Usaha/bisnis yg kita lakukan adalah bagian dari sebab yg Allah skenariokan sebagai jalan tersampainya rejeki pada kita.

| Terkadang dengan cashflow & busines plan yg super, trend pertumbuhan ekonomi yg terus naik, malah membuat takabur “bisnis ini akan terus bertumbuh & tidak akan bangkrut”
• Kesombongan pun terlengkapi dengan merendahkan orang lain, “Omset anda hanya segini?” -dengan nada & isyarat merendahkan-

Takutlah pada Allah | Jika Dia mampu membuat seorang “kaya mendadak” maka Dia pun mampu membuat orang “miskin mendadak”

Maka ketika melihat harta yang melimpah, katakanlah “Mäsyäa Allah, lä quwwata illä billah" [Sungguh, atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dari pertolongan Allah]

بارك الله فيك

0 comments:

Post a Comment