Monday, May 11, 2015

Kejar Paham (Bukan) Kejar Setoran

Ulama-ulama terdahulu mengatakan:

ﻧﺰﻝ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻟﻴﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻓﺎﺗﺨﺬﻭﺍ ﺗﻼﻭﺗﻪ ﻋﻤﻼ


“al-Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan.
Oleh karenanya, bacalah al-Qur’an untuk diamalkan.”



Syaikh Ibnul Qayyim رحمه الله dalam Zaadul Ma’ad membawakan bahasan berikut ini:
"Manakah yang lebih utama, membaca Al Qur’an dengan tartil (perlahan sesuai tajwid dan makhorijul hurf) sehingga sedikit bacaan yang dihasilkan ataukah membaca Al Qur’an dengan cepat dan banyak yang dibaca?"

| Beliau menukil pendapat sebagai berikut:
Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما, membaca Al Qur’an dengan tartil dan penuh tadabbur (perenungan) itu lebih utama daripada membaca Al Qur’an dengan cepat meskipun dihasilkan banyak bacaan. 

Karena memang maksud membaca Al Qur’an adalah memahami dan merenungkan isinya, juga ditambah dengan bisa mengamalkan kandungannya.

Sedangkan membaca dan menghafal Al Qur’an adalah jalan untuk bisa memahami maknanya.
Itulah mengapa, yang disebut ahli Al Qur’an
adalah yang paham dan mengamalkan isi al-Qur’an (bukan hanya sekedar baca atau bukan
sekedar menghafal). 

Walaupun ahli al-Qur’an di sini belum menghafal Al Qur’an.
Adapun jika ada yang menghafalkan Al Qur’an
namun tidak memahami dan juga tidak
mengamalkan isinya, maka ia bukanlah ahli al-Qur’an walau dia piawai membacanya.
Para ulama yang berpendapat pentingnya
tadabbur dibanding banyak qiro’ah (baca) juga
memberikan alasan lain bahwa iman tentu saja
sebaik-baik amalan. 

| Memahami Al Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman.
Baca, pahami dan amalkan serta ajarkan... Khatam dan Hafal bukanlah tujuan utama.

"Sebaik-baiknya kalian adalah yg belajar al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)


بارك الله فيك

0 comments:

Post a Comment