Tuesday, May 12, 2015

Sejenak Merenungi Pertanyaan Sang Humaira

Sembari bersandar mesra di bahu sang suami, tanyanya;
"Pernahkah kau alami hari yg lebih berat daripada hari perang Uhud?"
••
Ya, peristiwa Uhud
Saat pasukannya dipukul mundur oleh lawan,
Kala beliau kehilangan paman & 70 Sahabat setianya yg menjadi syuhada.
Sunggu hari yg berat.
| Jernih kiranya pertanyaan sang Khumaira yg menganggap Uhud adalah hari terberat.
Namun ternyata bagi beliau صلى اللّه عليه وسلم ada yg lebih berat dari hari itu.
•• Kapan?
Yaitu saat di Thaif,
Ya, di Thaif.
Saat dakwah beliau dibalas dgn dusta, lemparan batu & pengusiran.
•• Adakah lemparan batu lebih berat dari rantai besi yg membelah pelindung kepala & menancap di pelipisnya serta Perangkap tajam mencocor lututnya ketika perang Uhud? ••
Bukan.. Bukan itu..
Yg berat bagi sang Rasul Allah bukan lemparan batu,
bukan pula saat dia ruku' lalu lehernya dijerat,
bukan pula kala dia sujud kemudian kepalanya diinjak,
bukan pula ketika punggungnya dituangi kotoran unta.
Yg berat adalah tawaran dari Jibril yang datang di Thaif,
Saat dua malaikat menawarkan diri untuk mengangkat gunung & ditimpakan pd mereka yg menyakiti,
Kala dalam gemuruh sakitnya lahir & batin, peluang pelampiasan dibentangkan baginya,
Ketika wewenang membinasakan orang-orang yg menyakitinya digenggam penuh.

Ilustrasi
Namun keputusannya adalah "Tidak!"
Harapannya "Semoga dari sulbi mereka keluar keturunan-keturunan yg beriman kepada Allah"
Padahal,
Dia diizinkan, dihalalkan & diridhai untuk berkata "Ya!"
lalu gemuruh runtuh gunung yg menimpa musuh "menghibur" hatinya.
Terujilah jiwanya, terbuktilah cintanya & tampaklah kemuliaannya.
Itulah saat kemuliaan dakwah memenangi batin yg gemuruh.
Walau gemuruh sakit lahir & batin, namun yg tumpah ruah tetaplah cinta.


اللّهمّ صلّ وسلّم عل نبيّنا محمّد
~ LAPIS-LAPIS KEBERKAHAN

Monday, May 11, 2015

Setengah Ketampanan Adam

Di langit pertama,
Beliau صلى اللّه عليه وسلم bertemu Adam عليه السّلام yg tertawa jika melihat ke arah kanan & menangis jika melihat ke arah kiri.

Di sebelah kanan dia melihat keturunannya menjadi penghuni surga,
Di sebelah kiri dia melihat keturunannya menjadi penghuni neraka.

Kemudian naik lagi ke langit kedua,
Pertanyaan sama disampaikan seperti pertanyaan penjaga langit pertama.
Mereka masuk.

Di sana ada Isa al-Masih bin Maryam عليه السّلام
"Ia tidak terlalu tinggi & tidak terlalu pendek, kulitnya segar kemerah-merahan seakan baru keluar dari tempat mandi." | HR. Muslim

Di langit ketiga,
Nabi bertemu Yusuf عليه السّلام,
Yg menarik adalah ketika bertemu Yusuf.

Nabi mengabarkan bahwa,
"Ternyata beliau (Yusuf) diberi setengah ketampanan." | HR. Muslim

Ibnu Katsir رحمه الله menjelaskan bahwa yg dimaksud "setengah ketampanan" adalah setengah dari ketampanannya Adam عليه السّلام | al-Bidayah wa an-Nihayah
Dari sini jelas bahwa Nabi Adam lebih tampan dari Yusuf.

••
Sehingga keliru orang yg mengamalkan membaca surat Yusuf saat hamil (katanya) agar anaknya tampan.
Minimal ada dua kekeliruan;
| Pertama,
Adam lebih tampan dari Yusuf, lantas mengapa tdk membaca ayat ttg Nabi Adam saja jika memang beranggapan membaca ayat ttg Nabi yg tampan akan membuat anak jadi tampan.

| Kedua,
Amalan itu bukan berasal dari Nabi, jika amalannya bukan dari Nabi maka fadilahnya pun dipertanyakan.

Namun tdk mengapa seorang wanita hamil menyibukkan membaca al-Qur'an krn penelitian menunjukkan bahwa janin bisa merespon suara dari luar.
Jika yg terdengar adalah bacaan al-Qur'an diharapkan kebaikan & keberkahannya akan mempengaruhi janin.

••


THE GREAT STORY OF MUHAMMAD #IsraMi'raj
~ Bersambung

Bertemu Seorang Yang Sedang Duduk

Setelah melakukan shalat dua raka’at di Masjidil Aqsa,
Mereka (Rasulullah & Jibril) naik ke langit,
Sesampainya di perbatasan langit pertama,
Jibril meminta izin masuk.
“Siapa yg bersamamu ini?” tanya penjaga langit pertama itu
| Muhammad, kata Jibril
“Apakah dia Rasul (seorang utus)?”
| Ya, dia telah diutus
Maka dibukakan pintu langit untuk kami.

••
Hadits ini juga bantahan bagi orang yg “Memaksakan kehendak ingin tampil keren”
yg mentafsirkan bahwa maksud dari
“Allah menciptakan langit tujuh tingkat”
itu adalah lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer dst..
“wuiih, keren kan sesuai dengan sains”
| Keren apanya? Salah tafsir kok keren.

Dalam hadits itu sekilas terpapar bahwa batasan langit memiliki pintu & penjaga (ada fisiknya). Sedangkan lapisan udara di atas planet bumi tidak memiliki fisik, bangunan atau pintu.
Realita memang “Tafsir Ilmiah” (Mentafsirkan al-Qur’an berdasarkan teori ilmiah dan sains) paling digemari oleh masyarakat umum, terkesan keren.
Padahal secara metodologi, mentafsirkan al-Qur’an dengan sains adalah metodologi yang sangat lemah.

Sains itu sifatnya hipotesa,
Jika suatu saat timbul teori baru,
konsekuensinya al-Qur’an akan dianggap salah.
Padahal sang pentafsir yg salah.
Janganlah kita ini jadi orang yg hanya interest dgn al-Qur’an saat ada sains yg (seakan) sesuai,
lantas jd sekedar,
“wah itu udah ada tuh di al-Qur’an”
trus setelah itu?
al-Qur’annya disimpen lagi di lemari.

Keren itu,
jika metodologi kita sesuai dengan metodologinya para Sahabat Nabi dalam ber-Islam.
Orang barat saja bangga dalam beberapa disiplin ilmu berpedoman pada pondasi ilmu yg dirancang “orang zaman dulu” seperti Aristotle, Plato, Socrates dll
Lalu apa knp kita tak bangga ber-Islam dgn metode yg dirumuskan orang-orang yg berguru pada Nabi?
••

»» Kembali ke LapTOP ««
Setelah melewati pintu langit pertama,
“Kemudian saya bertemu dg seseorang yg sedang duduk,
Jika melihat ke arah kanan maka beliau tertawa,
Jika melihat ke arah kiri maka beliau menangis,
Kemudian dia menyambutku,
"Selamat datang Nabi yang Shalih, Anakku yang Shalih"

Kemudian Jibril berkata kepadaku,
"Itu adalah Adam."

THE GREAT STORY OF MUHAMMAD #IsraMi'raj
~ Bersambung

Belum Mi'raj (Tetapi) Ada Shalat

Terkait peritiwa Isra Mi'raj memang hal ini menjadi diskusi menarik,
Bagaimana Nabi صلى اللّه عليه وسلم shalat begitu tiba di Masjidil Aqsa padahal saat itu belum mendapat perintah Shalat.

Anas ibn Malik رضي الله عنه menyampaikan dlm hadits yg panjang ttg Isra Mi'raj,
bahwa Nabi صلى اللّه عليه وسلم  bersabda,
"...kemudian aku masuk ke Masjidil Aqsa & aku shalat 2 raka'at di sana..." (HR. Muslim)

» Terlepas dr perbedaan para ahli sirah & hadits  bahwa beliau saat itu shalat sendiri atau mengimami para Nabi.
(Adapun yg menjadi rujukan saya ketika menulis bahwa Nabi Muhammad mengimami Nabi-Nabi lainnya adalah Raheequl Makhtum & The Great Story of Muhammad)
Kita tak perlu memperdebatkan masalah itu krn substansi dr kisah ini bukan untuk memperdebatkan masalah itu
«

Yg pasti beliau shalat di Masjidil Aqsa sebelum Mi'raj.
Terkait ini, para Ulama menjelaskan bahwa sebelum adanya peritiwa Isra Mi'raj, ibadah shalat memang sudah dikenal. Berdasar pd firman Allah (yg turun sebelum peristiwa Isra Mi'raj),
"Wahai org yg berselimut! Bangunlah pd malam hari..." (QS. Al-Muzzammil: 1-2)
» Ahli tafsir sepakat bahwa perintah "Bangunlah pd malam hari" adalah perintah untuk Shalat malam.

Tatacara shalat Nabi sebelum peristiwa Isra Mi'raj adalah seperti apa yg disampaikan oleh Syaikh Ibn Utsaimin, yaitu "وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب"

Ulama sepakat bahwa shalat wajib pertama yg dilakukan Nabi صلى اللّه عليه وسلم setelah peritiwa Isra Mi'raj adalah Shalat Dzuhur di Makkah.

وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب

Shalat Bersama Para Nabi

Sesampainya di Masjidil Aqsa,
Nabi صلى اللّه عليه وسلم terkejut ketika di sana telah menunggu para Nabi,
Dari Adam sampai Isa عليه السّلام.

Para Nabi berdiri berbaris untuk shalat di Bait al-Maqdis.
"Majulah wahai Muhammad!"
Kata Jibril meminta Muhammad menjadi Imam shalat.
Selesai shalat, Nabi melihat ke arah para Nabi & teringat firman Allah سبحانه وتعالى;
"Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yg telah Kami utus sebelum kamu, 'Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain Allah Yang Maha Pengasih untuk disembah?'" | QS. Az-Zukhruf: 45

••
Sesungguhnya saat Nabi Muhammad memimpin shalat, hal itu merupakan isyarat bahwa mereka (para Nabi) telah menyerahkan jabatan imam sekaligus penuntun umat kepada beliau.
••

Masjidil Aqsa memiliki arti penting bagi kaum Muslimin,
Ia adalah pijakan Nabi sebelum Mi'raj ke langit paling tinggi,
Ia juga merupakan kiblat pertama umat Muslim,
Hal ini petanda bagi kaum Muslimin agar senantiasa mencintai Masjidil Aqsa dan Bait al-Maqdis (Palestina),
Karena ia merupakan tempat yg diberkati & disucikan.

THE GREAT STORY OF MUHAMMAD #IsraMi'raj
اللّهمّ صلّ وسلّم عل نبيّنا محمّد


Secepat "al-Barq"

Sunyi senyap,
Malam menggantung di langit Makkah,
Gelap menyelimuti kota ditingkahi desir angin yg membawa hawa dingin.
Seorang anak manusia kedatangan tamu agung,


Muhammad صلى اللّه عليه وسلم terkejut,
Dia melihat Jibril عليه السّلام datang,
Bukan di Gua Hira seperti kali pertama,
Namun di rumahnya.

Tanpa mukadimah,
Terucap, "Tawaflah di Ka'bah sebanyak tujuh kali" kata Jibril.
Tanpa berkata-kata,
Beliau bergegas meninggalkan rumah,
Menembus pekat malam,
Melawan dingin yg mengigit.
Setiba di Ka'bah, beliau lgsg bertawaf,
Tujuh putaran tawaf,

Tetiba sesosok hewan putih ada di hadapannya,
'Buraq' ...
Dinami 'Buraq' karena kecepatannya yg menyamai 'al-Barq' (kilat).
Nabi segera bersiap menungganginya,
Namun hewan itu terus bergerak.
"Tenanglah! Demi dzat yg jiwaku di tangan-Nya, engkau tidak akan ditunggangi kecuali oleh orang baik." Kata Jibril

Nabi langsung menaikinya,
Diikuti oleh Jibril dari belakang menuju Masjidil al-Aqsa.
Sesampai di Masjidil al-Aqsa,
Nabi menambatkan 'Buraq'nya pd sebuah batu.



Kedatangan beliau ke Masjid al-Aqsa tanpa diketahui orang disekelilingnya adalah suatu mukjizat,
Karena saat itu Masjidil al-Aqsa sedang dikepung pasukan Romawi dari segala penjuru.


•• THE GREAT STORY OF MUHAMMAD #IsraMi'raj

Kejar Paham (Bukan) Kejar Setoran

Ulama-ulama terdahulu mengatakan:

ﻧﺰﻝ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻟﻴﻌﻤﻞ ﺑﻪ ﻓﺎﺗﺨﺬﻭﺍ ﺗﻼﻭﺗﻪ ﻋﻤﻼ


“al-Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan.
Oleh karenanya, bacalah al-Qur’an untuk diamalkan.”



Syaikh Ibnul Qayyim رحمه الله dalam Zaadul Ma’ad membawakan bahasan berikut ini:
"Manakah yang lebih utama, membaca Al Qur’an dengan tartil (perlahan sesuai tajwid dan makhorijul hurf) sehingga sedikit bacaan yang dihasilkan ataukah membaca Al Qur’an dengan cepat dan banyak yang dibaca?"

| Beliau menukil pendapat sebagai berikut:
Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما, membaca Al Qur’an dengan tartil dan penuh tadabbur (perenungan) itu lebih utama daripada membaca Al Qur’an dengan cepat meskipun dihasilkan banyak bacaan. 

Karena memang maksud membaca Al Qur’an adalah memahami dan merenungkan isinya, juga ditambah dengan bisa mengamalkan kandungannya.

Sedangkan membaca dan menghafal Al Qur’an adalah jalan untuk bisa memahami maknanya.
Itulah mengapa, yang disebut ahli Al Qur’an
adalah yang paham dan mengamalkan isi al-Qur’an (bukan hanya sekedar baca atau bukan
sekedar menghafal). 

Walaupun ahli al-Qur’an di sini belum menghafal Al Qur’an.
Adapun jika ada yang menghafalkan Al Qur’an
namun tidak memahami dan juga tidak
mengamalkan isinya, maka ia bukanlah ahli al-Qur’an walau dia piawai membacanya.
Para ulama yang berpendapat pentingnya
tadabbur dibanding banyak qiro’ah (baca) juga
memberikan alasan lain bahwa iman tentu saja
sebaik-baik amalan. 

| Memahami Al Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman.
Baca, pahami dan amalkan serta ajarkan... Khatam dan Hafal bukanlah tujuan utama.

"Sebaik-baiknya kalian adalah yg belajar al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)


بارك الله فيك