7:46 PM -
The Great Story of Muhammad
No comments
Sejenak Merenungi Pertanyaan Sang Humaira
"Pernahkah kau alami hari yg lebih berat daripada hari perang Uhud?"
••
Ya, peristiwa Uhud
Saat pasukannya dipukul mundur oleh lawan,
Kala beliau kehilangan paman & 70 Sahabat setianya yg menjadi syuhada.
Sunggu hari yg berat.
Ya, peristiwa Uhud
Saat pasukannya dipukul mundur oleh lawan,
Kala beliau kehilangan paman & 70 Sahabat setianya yg menjadi syuhada.
Sunggu hari yg berat.
| Jernih kiranya pertanyaan sang Khumaira yg menganggap Uhud adalah hari terberat.
Namun ternyata bagi beliau صلى اللّه عليه وسلم ada yg lebih berat dari hari itu.
•• Kapan?
Yaitu saat di Thaif,
Ya, di Thaif.
Ya, di Thaif.
Saat dakwah beliau dibalas dgn dusta, lemparan batu & pengusiran.
•• Adakah lemparan batu lebih berat dari rantai besi yg membelah pelindung kepala & menancap di pelipisnya serta Perangkap tajam mencocor lututnya ketika perang Uhud? ••
Bukan.. Bukan itu..
Yg berat bagi sang Rasul Allah bukan lemparan batu,
bukan pula saat dia ruku' lalu lehernya dijerat,
bukan pula kala dia sujud kemudian kepalanya diinjak,
bukan pula ketika punggungnya dituangi kotoran unta.
bukan pula saat dia ruku' lalu lehernya dijerat,
bukan pula kala dia sujud kemudian kepalanya diinjak,
bukan pula ketika punggungnya dituangi kotoran unta.
Yg berat adalah tawaran dari Jibril yang datang di Thaif,
Saat dua malaikat menawarkan diri untuk mengangkat gunung & ditimpakan pd mereka yg menyakiti,
Kala dalam gemuruh sakitnya lahir & batin, peluang pelampiasan dibentangkan baginya,
Ketika wewenang membinasakan orang-orang yg menyakitinya digenggam penuh.
Saat dua malaikat menawarkan diri untuk mengangkat gunung & ditimpakan pd mereka yg menyakiti,
Kala dalam gemuruh sakitnya lahir & batin, peluang pelampiasan dibentangkan baginya,
Ketika wewenang membinasakan orang-orang yg menyakitinya digenggam penuh.
Ilustrasi |
Namun keputusannya adalah "Tidak!"
Harapannya "Semoga dari sulbi mereka keluar keturunan-keturunan yg beriman kepada Allah"
Padahal,
Dia diizinkan, dihalalkan & diridhai untuk berkata "Ya!",
Dia diizinkan, dihalalkan & diridhai untuk berkata "Ya!",
lalu gemuruh runtuh gunung yg menimpa musuh "menghibur" hatinya.
Terujilah jiwanya, terbuktilah cintanya & tampaklah kemuliaannya.
Itulah saat kemuliaan dakwah memenangi batin yg gemuruh.
Walau gemuruh sakit lahir & batin, namun yg tumpah ruah tetaplah cinta.
اللّهمّ صلّ وسلّم عل نبيّنا محمّد
~ LAPIS-LAPIS KEBERKAHAN